Menerapkan Fungsi Implikasi

Mari kita lanjutkan pembahasan kita. Amatilah Gambar 9. Pada gambar tersebut, diperoleh hasil untuk alpha1 = 0, alpha2 = 0.5 dan alpha3 = 0.5. Nilai-nilai ini adalah nilai-nilai yang berada pada sumbu-Y. Langkah selanjutnya adalah menarik nilai-nilai ini ke fungsi keanggotaan output, sesuai dengan aturan IF-THEN yang telah ditetapkan.

[[{"fid":"191","view_mode":"default","fields":{"format":"default","field_file_image_alt_text[und][0][value]":"Proses penerapan operator logika berdasarkan aturan IF-THEN","field_file_image_title_text[und][0][value]":"Proses penerapan operator logika berdasarkan aturan IF-THEN"},"type":"media","attributes":{"alt":"Proses penerapan operator logika berdasarkan aturan IF-THEN","title":"Proses penerapan operator logika berdasarkan aturan IF-THEN","height":"265","width":"400","class":"media-element file-default"},"link_text":null}]]

Gambar 9. Proses penerapan operator logika berdasarkan aturan IF-THEN

[[{"fid":"192","view_mode":"default","fields":{"format":"default","field_file_image_alt_text[und][0][value]":"Proses Implikasi pada daerah output","field_file_image_title_text[und][0][value]":"Proses Implikasi pada daerah output"},"type":"media","attributes":{"alt":"Proses Implikasi pada daerah output","title":"Proses Implikasi pada daerah output","height":"217","width":"400","class":"media-element file-default"},"link_text":null}]]

Gambar 10. Proses Implikasi pada daerah output

Alpha1 bernilai nol. Nilai nol tidak akan memotong satu fungsipun. Oleh karena itu, alpha1 tidak akan memberi pengaruh pada proses implikasi di daerah output. Alpha2 akan digunakan untuk memotong fungsi STANDAR, sebab hal ini memenuhi kriteria pada aturan ke-2. Alpha3 digunakan untuk memotong fungsi keanggotaan MAHAL, sebab memenuhi kriteria aturan ke-3. Karena sama-sama memiliki nilai 0.5, maka garis akan terlihat berhimpitan. Titik-titik potong ini selanjutnya ditarik turun untuk dicari nilainya pada sumbu-X. Ini adalah kebalikan dari proses sebelumnya. Dengan mengetahui persamaan garis yang memotong fungsi STANDAR dan MAHAL, maka nilai sumbu-X dengan sangat mudah dapat diketahui, bukan? Amatilah proses untuk mencarinya, seperti terlihat pada Gambar 11 dan Gambar 12.

[[{"fid":"193","view_mode":"default","fields":{"format":"default","field_file_image_alt_text[und][0][value]":"Gambar 11. Mencari koordinat sumbu-X pada fungsi STANDAR","field_file_image_title_text[und][0][value]":"Gambar 11. Mencari koordinat sumbu-X pada fungsi STANDAR"},"type":"media","attributes":{"alt":"Gambar 11. Mencari koordinat sumbu-X pada fungsi STANDAR","title":"Gambar 11. Mencari koordinat sumbu-X pada fungsi STANDAR","height":"230","width":"400","class":"media-element file-default"},"link_text":null}]]

Gambar 11. Mencari koordinat sumbu-X pada fungsi STANDAR

[[{"fid":"194","view_mode":"default","fields":{"format":"default","field_file_image_alt_text[und][0][value]":"Mencari koordinat sumbu-X pada fungsi MAHAL","field_file_image_title_text[und][0][value]":"Mencari koordinat sumbu-X pada fungsi MAHAL"},"type":"media","attributes":{"alt":"Mencari koordinat sumbu-X pada fungsi MAHAL","title":"Mencari koordinat sumbu-X pada fungsi MAHAL","height":"254","width":"400","class":"media-element file-default"},"link_text":null}]]

Gambar 12. Mencari koordinat sumbu-X pada fungsi MAHAL

Akhir dari langkah ketiga ini adalah perolehan titik-titik implikasi. Setelah memperoleh titik-titik ini, pembahasan dapat kita lanjutkan ke langkah keempat, yaitu memadukan daerah implikasi kita. Mari kita bahas pada halaman berikutnya.